Juli tahun 2005 adalah pertama kali saya
menginjakkan kaki di wilayah Kabupaten Tangerang, tepatnya di kecamatan Tigaraksa. Saya pindah tugas mengajar dari wilayah Tangerang
Selatan menuju Tigaraksa, Kabupaten Tangerang sebagai Guru Bimbingan dan
Konseling. Saya mengajar di satuan pendidikan Madrasah, tepatnya di MTs
Negeri Tigaraksa, yang saat ini sudah berganti nama menjadi MTs Negeri 2 Tangerang.
Banyak harapan-harapan dan
mimpi-mimpi saya menyongsong masa depan
saya di MTsN Tigaraksa. Tigaraksa yang saya kenal, adalah sebuah wilayah yang
sedang berkembang. Sepanjang jalan dari Cikupa menuju Tigaraksa, merupakan
kawasan industri, dengan berbagai macam perusahaan, seperti tekstil, sepatu,
dan barang-barang elektronik.
Semangat baru, suasana baru,
teman-teman baru,mewarnai hari-hari saya selanjutnya di madrasah tercinta.
Sebagai orang baru di wilayah ini, saya
berusaha belajar dan beradaptasi dengan lingkungan baru, seperti kata pepatah “Dimana
bumi di pijak di situ langit di junjung”. maka, harus bisa menyesuaikan…!!.
Sebagai MTs Negeri satu-satu nya di
kecamatan Tigaraksa, madrasah kami, sering mendapat sorotan dari kalangan
masyarakat setempat. Pihak manajemen madrasah dan guru-guru sepakat
selalu menciptakan suasana belajar yang kondusif dan memberikan ruang untuk
berbagai kegiatan siswa-siswi sekreatif mungkin.
Saya senang, sudah memantapkan
langkah saya menuju madrasah tercinta ini. Semoga di sini saya mampu mengabdi
sepenuhnya, mengemban tugas mulia sesuai harapan orang tua dan keluarga. Tidak
sulit bagi saya untuk menyesuaikan diri dan bergabung bersama keluarga besar
MTs Negeri Tigaraksa. Berusaha menjadi pribadi
yang sangat friendly atau
bersahabat .
Bersama rekan sekaligus partner
kerja saya Bu Dewi Handayani,S.Pd. Kami selalu bekerja untuk mengembangkan
dan memajukan kegiatan bimbingan dan konseling di madrasah ini. Kami bekerja
sebagai tim yang kompak dan harmonis. Suka
dan duka kami jalani sebagai bagian dari tugas pokok kami, melayani dan membimbing
murid-murid di madrasah.
Pengalaman demi pengalaman menangani
masalah murid di madrasah ini, begitu berkesan buat saya dan Bu Dewi. Banyaknya
cerita-cerita menarik dan berkesan membuat kami semakin mencintai profesi guru
BK. Di semangati rasa tanggung jawab moral sebagai guru BK, saya dan Bu Dewi
saling support dan mengisi kekurangan masing-masing. Mencari cara bagaimana mengajak semua
murid untuk mengenal dan percaya kepada guru BK di madrasah.
Banyaknya kegiatan yang sering kami
ikuti, membuat eksistensi kami sebagai guru BK semakin solid. Bapak H. Mulyadi,
M.Pd yang saat itu menjabat sebagai kepala madrasah, telah banyak pula membantu
memberikan arahan dan ilmu tentang BK kepada kami, sehingga kami semakin
mandiri melaksanakan tugas-tugas pokok Sebagai guru BK. Banyaknya kegiatan yang
berkaitan dengan Bimbingan dan konseling di madrasah, tidak mengurangi tanggung
jawab kami sebagai pembimbing siswa-siswi di madrasah tercinta ini. Layanan
demi layanan kami upayakan membantu kegiatan murid-murid di madrasah.
Saling mengisi kekurangan,
adalah hal penting bagi kami berdua. Belajar saling support dan memahami
karakter juga menjadi modal kami untuk saling bekerja sama. Bayangkan tiap
tahun nya kami melaksanakan layanan BK untuk siswa-siswi asuh kami rata-rata di
atas 150 anak. Berbagai macam keunikan karakter anak-anak asuh dari berbagai macam
keadaan harus kami tangani dengan rapih dan maksimal.
Kekuatan mental yang kami
bangun untuk meyakini diri kami
masing-masing justru kami dapati dari proses konseling. Menghadapi klien dalam hal ini
murid-murid madrasah tentunya tidak semudah membalikkan telapak tangan. Mental
positif harus kita bangun supaya klien percaya, jika masalah yang sedang di
hadapi bisa kami selesaikan.
Kami bekerja juga tidak melupakan
arahan dari bapak kepala madrasah saat ini bapak Mad Yamin, dan Pembina
Kesiswaan Bapak Roni Maryuni. Seefektif mungkin kami upayakan untuk
berkonsultasi berkenaan dengan pelaksanaan dan pelayanan program BK ke depannya.
Apakah program kami telah sesuai dengan apa yang dinamakan need assesment,
kebutuhan layanan siswa-siswi di madrasah.
Tim kerja terbaik kami juga datang
dari bapak/ibu guru para wali kelas,
saling berkomunikasi dan bekerja membantu mengentaskan masalah murid-murid di
madrasah. Selalu semangat dan sabar menghadapi berbagai macam masalah yang
sering kali mewarnai kehidupan kami sebagai pendidik di madrasah tercinta ini.
Selain sebagai guru BK, saya juga mulai belajar memahami aktivitas literasi siswa di madrasah. Pengenalan tentang dunia
literasi dan berbagai aktivitasnya, saya dapati dari rekan kerja saya bapak
Ahmad Hanafiyah, M.Pd yang telah lebih dulu menulis dan menerbitkan buku Madrasah
Literasi “ Best Practise literasi sekolah “
Bermodal dari awal, sebagai pecinta
buku, akhirnya saya berusaha melek terhadap apa yang sekarang sedang di
jalankan dan di kembangkan sekreatif mungkin, oleh madrasah, yaitu gerakan
literasi di madrasah. Sebagai mana yang di tulis oleh bapak Ahmad Hanafiyah,
MTsN 2 Tangerang adalah salah satu madrasah yang secara serius mengembangkan
minat baca siswa-siswinya. Sejak tahun 2007 telah memulai pembinaan minat baca
siswa dengan pengadaan koleksi bahan bacaan, program promosi perpustakaan , dan
hadiah membaca buku terbanyak. Lalu pada 2014 saat era kepemimpinan Bapak
Mulyadi, langkah demi langkah untuk mencapai hasil maksimal agenda literasi
semakin di gemari di madrasah . Al hasil Setelah bekerja sama dengan USAID
Prioritas, pengembangan program budaya baca semakin ditingkatkan.
Sebagai guru konseling, tentunya
saya mempelajari bagaimana caranya konseling mampu berkolaborasi dengan dunia
literasi. Proses konseling yang telah saya laksanakan berjalan dinamis. Secara
continue menjalankan agenda kegiatan sesuai kebutuhan para peserta didik.
Agenda rutin membaca senyap di kelas dapat saya manfaatkan untuk mengasah rasa
percaya diri para murid, yaitu menceritakan kembali secara ringkas, apa yang
telah di baca. Murid-murid juga belajar mengambil benang merah dari sebuah
buku.
Materi pembelajaran tentang menggali
potensi, sering kali berhubungan dengan dunia literasi. Bagaimana cara saya menyemangati dan memberi
arahan beberapa murid yang memiliki potensi menulis dan bercerita. Mereka yang
memiliki potensi itu, sangat bersemangat untuk terus belajar dan menambah
wawasan tentang menulis dan bercerita. Seperti
2 orang murid saya Lia Amalia dan Uliana Hidayatika.
Saya dan Bu Dewi juga menata
ruang BK dengan aroma literasi. Sudut ruangan kami hiasi dengan rak buku, dan
poster membaca hasil karya murid. Rak kami isi dengan beraneka macam buku. Buku
pelajaran dan buku-buku Psikologi Pendidikan contohnya. Beberapa
murid penggemar buku terkadang meminjam
dan membaca buku di tempat. Semoga
dengan suasana ruangan seperti ini, menambah rasa nyaman untuk siswa-siswi .
Dengan adanya Gerakan Literasi
Sekolah ( GLS ), semakin memantapkan langkah madrasah untuk terus
menyelenggarakan kegiatan berakar literasi, seperti halnya penerapan budaya
baca. Sebut saja, kegiatan pembiasaan membaca 15 menit setelah Tadarus sebelum
memulai KBM, penyediaan sudut Baca di tiap kelas, aktivitas di teras baca dan
berbagai kegiatan lain di perpustakaan madrasah.
Berbagai kegiatan juga di gelar di
perpustakaan madrasah. Di bawah komanda kepala perpustakaan, Bu Titin Sunaesih, S.Pd dan tim Bu Nurul dan Bu Rita Juniar ,
Perpustaakaan rutin menyelenggarakan kegiatan tantangan membaca dan launching
buku-buku baru untuk guru dan siswa-siswi. Sebut saja seperti acara Radar On
The school, membaca Koran kolosal bersama Koran Radar Banten, pada acara
rangkaian Milad Madrasah pada 30 Nopember 2017. Saya juga mengikuti kegiatan
Bimbingan Teknis gerakan literasi Madrasah, yang di selenggarakan oleh MGMP
Kabupaten Tangerang pada tanggal 29 Nopember 2017.
Alhasil gaung madrasah literasi di
bawah kepemimpinan Bapak Mad Yamin, kepala madrasah kami, semakin terdengar
luas di peta wilayah kabupaten Tangerang Banten. Kegiatan-kegiatan seputar
literasi telah banyak kami tampilkan dan sukses terselenggara, dengan adanya
kerjasama berbagai pihak. Hingga menjadikan Madrasah kami mengudara lewat
semboyan Madrasah Insprirasi.